ArtikelBeritaIbadahKhutbah Jum'at

Shalat Adalah Puncak Kebahagiaan dan Ketenangan

Khutbah Pertama

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللهُ, لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ،  وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ

فَياَ عِبَادَ الله، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى الله فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُون، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَٱسۡتَعِينُواْ بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلۡخَٰشِعِينَ 

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Alhamdulillah, marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan nikmat iman dan Islam kepada kita. Dengan limpahan taufik-Nya semoga kita senantiasa teguh dan istiqamah di dalam agama Islam hingga akhir hayat.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah atas Nabi Muhammad SAW, keluarganya dan seluruh sahabatnya serta kaum Muslimin yang berpegang teguh dengan sunnahnya hingga hari kiamat. Aamiin.

Kami berwasiat kepada diri kami sendiri dan kepada saudara-saudara kami seiman, agar senantiasa menjaga dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, dengan takwa yang sebenar-benarnya. Dengan ketakwaan itu kita  akan diberikan kemudahan dalam mengatasi berbagai problematika kehidupan.

وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْراً ﴿٤﴾

Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” (Qs. At Thalaq: 4)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

        Di dalam ajaran Islam, shalat menempati kedudukan yang sangat tinggi. Shalat lima waktu adalah ibadah wajib yang merupakan salah satu dari lima rukun Islam dan menjadi parameter tegaknya  agama. Rasulullah SAW bersabda,

بُنِيَ الإسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةِ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ, وَحَجِّ الْبَيْتِ, وَصَوْمِ رَمَضَانَ.

Islam dibangun atas lima fondasi, bersaksi bahwa tiada Rabb selain Allah, dan Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan ibadah haji, dan berpuasa pada bulan Ramadhan”. [HR Bukhari dan Muslim].

        Di dalam sejarah turunnya wahyu, perintah shalat, berbeda dengan perintah-perintah lainnya. Sebagaimana kita ketahui bahwa perintah shalat tidak disampaikan melalui malaikat Jibril akan tetapi diturunkan langsung dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dalam peristiwa Isra’ Mi’raj. Inilah yang menjadi salah satu keistimewaan perintah shalat.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Bagi seorang muslim, shalat bukan sekedar kewajiban yang harus ditunaikan, akan tetapi menjadi salah satu kebutuhan pokok yang melebihi segala-galanya. Memberikan ketentraman dan mendamaikan serta menjadikan seseorang merasakan kenikmatan hakiki yang tidak akan ia dapati selain dari padanya. Shalat akan mengahdirkan ketenangan jiwa dan kesucian hati para pelakunya. Ketika menegakkan shalat dengan benar, maka akan diraih puncak kebahagiaan hati dan sumber segala ketenangan jiwa. Ada beberapa alasan mengapa shalat bisa menjadi puncak kebahagiaan dan ketenangan, diantaranya;

Pertama, Shalat merupakan pengikat hubungan antara seorang hamba dengan Rabb-Nya. Sebab didalamnya terkandung kenikmatan bermunajat kepada Sang Pencipta. Dengan shalat, seseorang dapat merasakan kehadiran dan kasih sayang Allah SWT, yang dapat memberikan kedamaian dan ketenangan batin. Maka tidak mengherankan apabila Allah SWT memberikan jaminan, bahwa orang yang khusyu’ dalam shalat adalah orang yang benar-benar beruntung dan bahagia. Sebab dengan shalat yang khusyu’ itu akan melahirkan perilaku kebaikan-kebaikan yang banyak, dan membuahkan pahala surga Firdaus.

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ ﴿١﴾ الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ ﴿٢﴾

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu` dalam shalatnya,” (Qs. Al Muminun: 1-2)

Kedua, shalat menjadi sarana untuk menampakkan rasa penghambaan kepada Allah dan berserah diri sepenuhnya kepada-Nya. Dalam shalat, seorang Muslim mengekspresikan ketundukan dan kehambaan total kepada Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya;

وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ  ٥٦

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS Adz Dzariyat : 56)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Ketiga, Shalat adalah sarana untuk membersihkan diri dari dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukannya. Rasulullah SAW bersabda,

أَرَأَيْتُمْ لو أَنَّ نَهْرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ منه كُلَّ يَوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ، هَلْ يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ. شَيْءٌ؟» قالوا: لا يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ شَيْءٌ، قال: «فَذَلِكَ مَثَلُ الصَّلَوَاتِ الخَمْسِ يَمْحُو اللهُ بِهِنَّ الخَطَايَا

Bagaimana pendapat kalian, seandainya ada sebuah sungai di dekat pintu rumah salah seorang dari kalian, lalu ia mandi dari air sungai itu setiap hari lima kali, apakah akan tersisa kotoran tubuhnya walau sedikit?” Para sahabat menjawab, “Tidak akan tersisa sedikit pun kotorannya.” Beliau bersabda, “Maka itulah perumpamaan shalat lima waktu, dengannya Allah menghapus dosa-dosa.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam hadits yang lain Rasulullah SAW bersabda,

الصَّلَواتُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُنَّ مَا لَمْ تُغْشَ الْكَبَائِرُ. وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ

Shalat lima waktu dan Jumat menuju Jumat berikutnya itu menggugurkan dosa-dosa yang ada di antara keduanya selama tidak dilakukan dosa besar. Dan Ramadhan sampai Ramadhan berikutnya itu menggugurkan dosa-dosa yang ada di antara keduanya selama dijauhi dosa besar.’” (HR. Muslim)

        Keempat, Shalat dapat menguatkan jiwa dan semangat hidup. Shalat merupakan kesempatan berdialog dengan Allah SWT. Semakin intensif shalat dikerjakan, maka semakin intensif pula dialog itu yang dengannya Allah SWT akan menghadirkan kenikmatan spiritual berupa ketenangan batin dan kebahagiaan. Dengan shalat, jiwa akan merasakan mendapatkan bekal yang sangat bernilai dibandingkan dengan segala materi duniawi. Shalat adalah penolong yang tak pernah mengeluh, bekal yang tidak akan pernah habis, penolong yang selalu memiliki kekuatan baru, bekal bagi hati, kunci ketenangan yang akan memberi kebahagiaan dan kecukupan. Allah SWT berfirman,

وَٱسۡتَعِينُواْ بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلۡخَٰشِعِينَ  ٤٥

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (QS Al Baqarah : 45)

Kelima, Shalat dapat menumbuhkan ketenteraman jiwa dan ketenangan batin, serta menghindarkan dari kelalaian yang dapat memalingkan seseorang dari Risalah Allah SWT.  Rasulullah SAW bersabda,

إِنَّمَا حُبِّبَ إِلَـيَّ مِنْ دُنْيَاكُمْ: اَلنِّسَاءُ وَالطِّيْبُ، وَجُعِلَتْ قُرَّةُ عَيْنِـيْ فِـي الصَّلَاةِ

Sesungguhnya di antara kesenangan dunia kalian yang aku cintai adalah wanita dan wewangian. Dan dijadikan kesenangan hatiku terletak di dalam shalat. (HR Ahmad dan AN-Nasa’i)

        Ketika Rasulullah SAW ditimpa masalah dan kepenatan, beliau bersabda,

يَا بِلَالُ ! أَرِحْنـــَا بِالصَّلَاة

Wahai Bilal, istirahatkanlah kami dengan salat” (HR. Ahmad)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Semoga Allah SWT menjadikan kita dan keluarga kita sebagai orang-orang yang mendirikan shalat.

رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلاَةِ وَمِن ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاء

Ya Rabb, jadikanlah aku dan keturunanku sebagai orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Rabb kami, perkenankanlah do’aku. (QS Ibrahim: 40)

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ

Shalat Adalah Puncak Kebahagiaan dan Ketenangan

Khutbah Pertama

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللهُ, لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ،  وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ

فَياَ عِبَادَ الله، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى الله فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُون، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَٱسۡتَعِينُواْ بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلۡخَٰشِعِينَ 

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Alhamdulillah, marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan nikmat iman dan Islam kepada kita. Dengan limpahan taufik-Nya semoga kita senantiasa teguh dan istiqamah di dalam agama Islam hingga akhir hayat.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah atas Nabi Muhammad SAW, keluarganya dan seluruh sahabatnya serta kaum Muslimin yang berpegang teguh dengan sunnahnya hingga hari kiamat. Aamiin.

Kami berwasiat kepada diri kami sendiri dan kepada saudara-saudara kami seiman, agar senantiasa menjaga dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, dengan takwa yang sebenar-benarnya. Dengan ketakwaan itu kita  akan diberikan kemudahan dalam mengatasi berbagai problematika kehidupan.

وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْراً ﴿٤﴾

Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” (Qs. At Thalaq: 4)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

        Di dalam ajaran Islam, shalat menempati kedudukan yang sangat tinggi. Shalat lima waktu adalah ibadah wajib yang merupakan salah satu dari lima rukun Islam dan menjadi parameter tegaknya  agama. Rasulullah SAW bersabda,

بُنِيَ الإسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةِ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ, وَحَجِّ الْبَيْتِ, وَصَوْمِ رَمَضَانَ.

Islam dibangun atas lima fondasi, bersaksi bahwa tiada Rabb selain Allah, dan Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan ibadah haji, dan berpuasa pada bulan Ramadhan”. [HR Bukhari dan Muslim].

        Di dalam sejarah turunnya wahyu, perintah shalat, berbeda dengan perintah-perintah lainnya. Sebagaimana kita ketahui bahwa perintah shalat tidak disampaikan melalui malaikat Jibril akan tetapi diturunkan langsung dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dalam peristiwa Isra’ Mi’raj. Inilah yang menjadi salah satu keistimewaan perintah shalat.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Bagi seorang muslim, shalat bukan sekedar kewajiban yang harus ditunaikan, akan tetapi menjadi salah satu kebutuhan pokok yang melebihi segala-galanya. Memberikan ketentraman dan mendamaikan serta menjadikan seseorang merasakan kenikmatan hakiki yang tidak akan ia dapati selain dari padanya. Shalat akan mengahdirkan ketenangan jiwa dan kesucian hati para pelakunya. Ketika menegakkan shalat dengan benar, maka akan diraih puncak kebahagiaan hati dan sumber segala ketenangan jiwa. Ada beberapa alasan mengapa shalat bisa menjadi puncak kebahagiaan dan ketenangan, diantaranya;

Pertama, Shalat merupakan pengikat hubungan antara seorang hamba dengan Rabb-Nya. Sebab didalamnya terkandung kenikmatan bermunajat kepada Sang Pencipta. Dengan shalat, seseorang dapat merasakan kehadiran dan kasih sayang Allah SWT, yang dapat memberikan kedamaian dan ketenangan batin. Maka tidak mengherankan apabila Allah SWT memberikan jaminan, bahwa orang yang khusyu’ dalam shalat adalah orang yang benar-benar beruntung dan bahagia. Sebab dengan shalat yang khusyu’ itu akan melahirkan perilaku kebaikan-kebaikan yang banyak, dan membuahkan pahala surga Firdaus.

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ ﴿١﴾ الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ ﴿٢﴾

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu` dalam shalatnya,” (Qs. Al Muminun: 1-2)

Kedua, shalat menjadi sarana untuk menampakkan rasa penghambaan kepada Allah dan berserah diri sepenuhnya kepada-Nya. Dalam shalat, seorang Muslim mengekspresikan ketundukan dan kehambaan total kepada Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya;

وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ  ٥٦

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS Adz Dzariyat : 56)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Ketiga, Shalat adalah sarana untuk membersihkan diri dari dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukannya. Rasulullah SAW bersabda,

أَرَأَيْتُمْ لو أَنَّ نَهْرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ منه كُلَّ يَوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ، هَلْ يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ. شَيْءٌ؟» قالوا: لا يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ شَيْءٌ، قال: «فَذَلِكَ مَثَلُ الصَّلَوَاتِ الخَمْسِ يَمْحُو اللهُ بِهِنَّ الخَطَايَا

Bagaimana pendapat kalian, seandainya ada sebuah sungai di dekat pintu rumah salah seorang dari kalian, lalu ia mandi dari air sungai itu setiap hari lima kali, apakah akan tersisa kotoran tubuhnya walau sedikit?” Para sahabat menjawab, “Tidak akan tersisa sedikit pun kotorannya.” Beliau bersabda, “Maka itulah perumpamaan shalat lima waktu, dengannya Allah menghapus dosa-dosa.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam hadits yang lain Rasulullah SAW bersabda,

الصَّلَواتُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُنَّ مَا لَمْ تُغْشَ الْكَبَائِرُ. وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ

Shalat lima waktu dan Jumat menuju Jumat berikutnya itu menggugurkan dosa-dosa yang ada di antara keduanya selama tidak dilakukan dosa besar. Dan Ramadhan sampai Ramadhan berikutnya itu menggugurkan dosa-dosa yang ada di antara keduanya selama dijauhi dosa besar.’” (HR. Muslim)

        Keempat, Shalat dapat menguatkan jiwa dan semangat hidup. Shalat merupakan kesempatan berdialog dengan Allah SWT. Semakin intensif shalat dikerjakan, maka semakin intensif pula dialog itu yang dengannya Allah SWT akan menghadirkan kenikmatan spiritual berupa ketenangan batin dan kebahagiaan. Dengan shalat, jiwa akan merasakan mendapatkan bekal yang sangat bernilai dibandingkan dengan segala materi duniawi. Shalat adalah penolong yang tak pernah mengeluh, bekal yang tidak akan pernah habis, penolong yang selalu memiliki kekuatan baru, bekal bagi hati, kunci ketenangan yang akan memberi kebahagiaan dan kecukupan. Allah SWT berfirman,

وَٱسۡتَعِينُواْ بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلۡخَٰشِعِينَ  ٤٥

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (QS Al Baqarah : 45)

Kelima, Shalat dapat menumbuhkan ketenteraman jiwa dan ketenangan batin, serta menghindarkan dari kelalaian yang dapat memalingkan seseorang dari Risalah Allah SWT.  Rasulullah SAW bersabda,

إِنَّمَا حُبِّبَ إِلَـيَّ مِنْ دُنْيَاكُمْ: اَلنِّسَاءُ وَالطِّيْبُ، وَجُعِلَتْ قُرَّةُ عَيْنِـيْ فِـي الصَّلَاةِ

Sesungguhnya di antara kesenangan dunia kalian yang aku cintai adalah wanita dan wewangian. Dan dijadikan kesenangan hatiku terletak di dalam shalat. (HR Ahmad dan AN-Nasa’i)

        Ketika Rasulullah SAW ditimpa masalah dan kepenatan, beliau bersabda,

يَا بِلَالُ ! أَرِحْنـــَا بِالصَّلَاة

Wahai Bilal, istirahatkanlah kami dengan salat” (HR. Ahmad)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Semoga Allah SWT menjadikan kita dan keluarga kita sebagai orang-orang yang mendirikan shalat.

رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلاَةِ وَمِن ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاء

Ya Rabb, jadikanlah aku dan keturunanku sebagai orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Rabb kami, perkenankanlah do’aku. (QS Ibrahim: 40)

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ، وَاْلعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلاَ عُدْوَانَ إِلَّا عَلىَ الظَّالِمِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَمَّا بَعْدُ, فَيَاأَيُّهاَالْإِخْوَانُ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَايَ بِتَقْوَى اللهِ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهم صَلِّ وَسَلّمْ عَلٰى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. اللهم اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ. اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى. اللهم انْصُرِ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْتَضْعَفِيْنَ وَالْمُجَاهِدِيْنَ فِيْ فِلِسْطِيْنَ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ. رَبِّ ٱجۡعَلۡنِي مُقِيمَ ٱلصَّلَوٰةِ وَمِن ذُرِّيَّتِيۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلۡ دُعَآءِ. رَبَّنَا ٱغۡفِرۡ لِي وَلِوَٰلِدَيَّ وَلِلۡمُؤۡمِنِينَ يَوۡمَ يَقُومُ ٱلۡحِسَابُ . رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

Naskah Lengkap bisa di download disini

Silakan gabung Group WhatsApp

Donasi Dakwah
Bank Muamalat : 53200 16730
a.n. Majelis Tabligh PDM Bantul
Konfirmasi : klik disini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *