ArtikelBeritaIbadahKhutbah Jum'at

Khutbah Jum’at : Muhasabah Akhir Tahun 2024

Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيْئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحِسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

فَياَ عِبَادَ الله، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى الله فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُون، وَقَالَ تَعَالَى : يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ

Hadirin  jamaah Jumat rahimakumullah.

Syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Ilahi Rabbi, atas karunia-Nya kita pada hari ini kita masih dapat bersama-sama menjalankan ibadah shalat jum’at dalam keadaan sehat wal afiat. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita, suri tauladan kita, Nabi Muhammad r, beserta keluarganya, sahabatnya, dan seluruh ummatnya hingga akhir zaman.

         Selanjutnya, melalui mimbar ini khatib mengajak kepada diri kami pribadi dan hadirin sekalian, marilah kita tingkatkan kualitas iman dan taqwa kita kepada Allah I dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya,

Jama’ah Jum’at rahimakumullah.

Saat ini berada di akhir tahun 2024, marilah kita renungkan perjalanan hidup masing-masing. Apakah usia yang di karuniakan Allah I ini telah benar-benar kita optimalkan untuk berbuat amal kebaikan? Sebagaimana kita telah maklum bahwa dengan bergantinya bilangan tahun, hitungan usia kita bertambah. Akan tetapi jika dihitung dari jatah usia kita, maka sebetulnya umur kita justru semakin berkurang.

Bagi orang yang sehat akal dan jiwanya, pergantian hari, minggu, bulan dan tahun, dalam perjalanan hidupnya, tentu diharapkan penuh dengan kenikmatan dan kebahagiaan. Tidaklah salah menginginkan kenikmatan dan kebagaiaan duniawi. Akan tetapi terdapat garis-garis dan batasan-batasan (dhawâbith wa-hudûd) yang harus ditaati, yaitu kenikmatan dan kebahagiaan duniawi itu harus dicapai dengan jalan yang dibolehkan (dihalalkan), baik oleh norma dan aturan agama maupun aturan negara/pemerintah.

Manusia Terbaik adalah manusia yang hidup berorientasi akhirat, sebagaimana firman Allah I:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Hasyr ayat 18)

Pada ayat ini Allah mengingatkan orang-orang yang beriman agar benar-benar bertakwa kepada Allah dan memperhatikan hari esok, yaitu akhirat. Orang-orang yang beriman diperintahkan untuk bertakwa kepada Allah, kapan-pun dan di mana-pun berada. Bertakwakepada Allah dengan sungguh-sungguh yaitu dengan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya. Setiap orang hendaknya selalu  memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok, yakni untuk kehidupan sesudah mati.

Menggapai kebahagiaan akhirat hendaknya menjadi prioritas, yaitu dengan senantiasa berbuat kebaikan atas dasar iman, ditopang dengan ilmu dan hati yang ikhlas semata-mata mengharap rida Allah. Hidup di dunia ini hanyalah sementara, sedangkan hidup di akhirat itu abadi; maka dari itu, bertakwa kepada Allah – menjaga hubungan baik dengan Allah adalah hal yang mutlak harus kita lakukan, disamping kita juga kita harus menjaga hubungan baik dengan sesama manusia dan alam. 

Perihal umur manusia, Rasulullah r mengajarkan kepada kita sebagaimana tersebut dalam hadis yang diriwayatkan oleh imam al-Tirmidzi dari Abu Bakrah:

إِنَّ رَجُلاً قاَلَ يَا رَسُوْلَ اللهِ: أَيُّ النَّاسِ خَيْرٌ؟ قاَلَ: مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ.

“Bahwa seseorang bertanya: Ya Rasulullah Siapakah manusia terbaik? Beliau menjawab: Yaitu orang yang panjang umurnya dan baik perbuatannya.”

Demikianlah ajaran Islam, bahwa dengan bertambahnya bilangan umur kita, yang menjadi tolok ukur untuk menilai kualitasnya adalah kebaikan/amal shaleh yang kita lakukan. Semakin banyak amal shaleh yang kita lakukan maka semakin berkualitas umur kita. Untuk itu, marilah kita optimalkan karunia umur kita ini dengan melaksanakan sebanyak mungkin amal kebaikan/amal saleh.

Semoga Allah senantiasa memberikan kemudahan kepada kita untuk selalu berada dalam kebaikan dan istiqamah di jalan-Nya sehingga dengannya mengantarkan kita kepada keselamatan serta kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Aamiin.

        Demikian khutbah yang dapat kami sampaikan, semoga ada manfaatnya .

بَارَكَ اللهُ لِى وَلَكُمْ فِي اْلقُرْاَنِ اْلعَظِيمِ  وَنَفَعَنِى وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاَيَاتِ وَالذِّكْرِاْلحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ الله ُمِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَهُ هُوَالسَّمِيْعُ اْلعَلِيْمِ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ، وَاْلعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلاَ عُدْوَانَ إِلَّا عَلىَ الظَّالِمِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَمَّا بَعْدُ, فَيَاأَيُّهاَالْإِخْوَانُ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَايَ بِتَقْوَى اللهِ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهم صَلِّ وَسَلّمْ عَلٰى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. اللهم اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ. اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى. اللهم انْصُرِ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْتَضْعَفِيْنَ وَالْمُجَاهِدِيْنَ فِيْ فِلِسْطِيْنَ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا ٱغۡفِرۡ لِي وَلِوَٰلِدَيَّ وَلِلۡمُؤۡمِنِينَ يَوۡمَ يَقُومُ ٱلۡحِسَابُ . رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

Oleh : Drs. H. Nur Idy, S.Ag

Naskah Lengkap bisa di download disini

Silakan gabung Group WhatsApp

Donasi Dakwah
Bank Muamalat : 53200 16730
a.n. Majelis Tabligh PDM Bantul
Konfirmasi : klik disini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *